Mengenal Resistor Dalam Teknik Elektro dan Komponen Elektronik
Mungkin salah satu dari kalian sudah pernah mengenal namanya resistor pada pelajaran sekolah khususnya SMK jurusan elektronik, kita akan menemukan materi yang berisi pengertian resistor, fungsi dari resistor, jenis dari resistor, serta kode warna dari resistor tersebut. Selain itu kita juga harus mampu untuk merangkai sebuah rangkaian elektronik dengan hambatan-hambatan tertentu. Untuk menentukan sebuah nilai hambatan hal inilah kita harus menggunakan resistor.
Apa sih resistor itu dan fungsi resistor itu sendiri ? Bagaimana bentuk dari resistor itu sendiri ? dan seberapa penting resistor dalam dunia teknik elektro dan komponen elektronik ? Nah, pasti muncul banyak pertanyaan dalam pikiran teman — teman semua ketika awal membaca judul diatas atau mungkin sudah familiar dengan nama RESISTOR namun belum mengetahui fungsi dan kegunaannya. Tengan Aja! Semua akan dibahas dalam artikel dibawah ini secara rinci dan lengkap. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian dan Fungsi dari Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Berikut ini beberapa fungsi resistor pada rangkaian elektronik :
1. Resistor mengatur nilai tegangan yang sesuai di atasnya karena jatuh tegangan IR
2. Resistor memainkan peran penting dalam membatasi jumlah arus pada sirkuit elektronik
3. Resistor memberikan tegangan bias yang sesuai ke perangkat aktif.
4. Resistor mengatur arus di setiap sirkuit elektronik.
5. Resistor berfungsi sebagai beban di mana outputnya sebagai arus input
6. Resistor memberikan stabilisasi bias ketika dikombinasi dengan kapasitor
7. Resistor dapat memberikan umpan balik (feedback) pada berbagai sirkuit elektronik.
Simbol Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kode Warna Resistor
Cincin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :
1. Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
2. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
3. Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cincin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karena nilai resistansi dituliskan secara langsung. Pada umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F, untuk toleransi 1%
- G, untuk toleransi 2%
- J, untuk toleransi 5%
- K, untuk toleransi 10%
- M, untuk toleransi 20%
Jenis-jenis Resistor
Perlu diketahui bahwa resistor ini juga terbagi ke dalam beberapa jenis. Setelah Anda mengetahui fungsi dari resistor, kini Anda juga perlu mengetahui jenis-jenisnya pula. Berikut adalah jenis-jenis resistor yang wajib diketahui:
1. Resistor dengan nilai yang dapat diatur, resistor Jenis ini sering disebut juga dengan variable resistor ataupun potensiometer.
2. Resistor yang nilainya tetap.
3. Resistor dengan nilai yang dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
4. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
Resistor
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer :
— Logartimik & Linear
— Putar & Geser
2. Trimpot
3. NTC dan PTC
4. LDR
1. Resistor tetap (fixed resistor)
Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak bisa berubah ubah jika resistor tersebut tidak rusak. Resistor tetap juga terdiri dari beberapa jenis resistor yang dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut. Berikut ini adalah pembahasan jenis resistor tetap secara mendetail :
a. Resistor Kawat
Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan pada rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada resistor jadul yang ini adalah dalam berbagai ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, serta 10 watt.
b. Resistor Batang Karbon
Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi elektronika saat ini.
c. Resistor Keramik
Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm. Kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini di dalamnya. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d. Resistor Film Karbon
Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor batang karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelag warna yang berguna sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut. Memiliki Rating daya sama dengan Resistor Kramik tetapi kalah dalam segi keefektifan ukuran komponen. Sehingga lebih banyak resistor kramik yang digunakan untuk peralatan elektronik seperti Smartphone daripada menggunakan Resistor Film karbon yang ukurannya relatif lebih besar.
e. Resistor Film Metal
Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal mirip dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda. Namun sebenarnya kedua jenis resistor ini memilki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap jenis lain. Toleransinya hanya berkisar antara 1–5%.
Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan dengan Resistor Film Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4 kode warna untuk membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, misalnya saja multimeter ataupun alat ukur lainya.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian. Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana cara merubah resistansi tersebut. Misalnya saja LDR bisa berubah resistansinya jika terjadi perubahan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara mendetail:
a. Potensiometer
Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
Perubahan Resistensi
Ada dua jenis potensiometer yang bisa kita temukan di toko-toko elektronik, yaitu potensiometer jenis logaritmik dan potensiometer jenis linear. Kedua jenis ini memiliki perbedaan pada besarnya perubahan resistansi ketika kita memutar tuas potensiometer.
· Potensiometer Linear
Dimaksud dengan perubahan secara linier merupakan perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.
· Potensiometer Logaritmik
Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik yaitu perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.
Untuk bisa menentukan apakah potensiometer tersebut logaritmik atau linier, dapat diketahui dengan cara dilihat huruf yang tertera pada bagian belakang badannya. Jika huruf yang tertera B, maka potensiometer tersebut berarti logaritmik. Sedangkan jika huruf A, maka merupakan jenis potensiometer linier. Pada dasarnya, nilai resistansi juga dapat dilihat dan tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut adalah suatu nilai resistansi maksimal dari potensiometer tersebut.
- LDR (Light Dependen Resistor)
LDR adalah resistor yang besar kecil nilai hambatan (resistensi)nya tergantung dari intensitas cahaya yang diterima. Semakin besar intensitas cahaya semakin kecil nilai hambatannya dan begitu juga sebaliknya. LDR ini terkadang dipakai sebagai sensor dalam sebuah rangkaian.
- Thermistor
Sesuai dengan namanya maka besar kecilnya nilai hambatan dari thermistor tergantung dari tinggi rendahnya temperatur yang diterima thermistor.
Thermistor sendiri ada 2 jenis yakni :
- NTC Thermistor (Negative Temperature Coeffisien)
Adalah thermistor yang terbuat dari bahan semi konduktor, dan semakin tinggi temperatur kecil nilai hambatannya
- PTC Thermistor (Positive Temperature Coefisien)
Berbeda dengan NTC maka PTC tidak terbuat dari bahan semikonduktor sehingga sifatnya pun berbeda dengan NTC. Pada PTC semakin tinggi temperaturnya semakin besar nilai hambatannya.
Sehingga kesimpulannya adalah resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan dalam sebuah alat.
Demikianlah penjelasan artikel diatas mengenai resistor dalam teknik elektro dan komponen elektronik tentang pengertian resistor, fungsi, jenis, simbol dan kode warna maupun kode huruf dari resistor. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca artikel ini. Terima kasih..
13118028 — Rima Nadia Safitri
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Sumber :
http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
https://www.webstudi.site/2016/10/pengertian-resistor-dan-jenis-jenis.html